Lugasmedia.com, Lampung – Bima Yudho Saputro. Seorang pelajar warga negara Indonesia (WNI) asal Lampung di Australia. Harus menghela nafas sembari membersihkan air matanya ketika menceritakan tentang kegaduhan usai videonya mengkritik kampung halamannya di Lampung viral di media sosial. Dengan logat dan bahasa khas-nya, Bima curhat di akun Instagram @awbimax.
“Hari ini, keluarga gua kena intervensi dan mereka melakukan profiling. Mencoba mencari-cari kesalahan gue dan memaksa untuk bungkam dengan kebobrokan yang ada,” kata Bima melalui reel di Instagram-nya pada, Sabtu (15/4/2023).
“Meminta perlindungan di negara liberal yang lebih open dengan kritikan dan tidak hanya mementingkan satu golongan,” jelas Bima melanjutkan.
“Bokap gua PNS biasa golongan. 99 persen dari nyokap gue. Bokap gue gak pernah kirim gua duit. Satu dolar pun gak pernah. Gak bakal cukup juga PN dan hari ini bokap gua dipanggil Lampung Timur sama polisi,” ungkap dia di Instagram Stories @awbimax.
Sebelumnya, Bima pun mempertimbangkan untuk mengambil visa proteksi dan menjadi warga negara Australia. Hal itu diungkapkan Bima melalui video klasifikasinya di TikTok @awbimaxrebron.
Menurut dia, dalam satu kilometer jalan rusak, satu kilometer lagi rusak. Selain itu, banyak jalan-jalan di Lampung yang tambal sulam. Padahal, menurutnya, infrastruktur khususnya jalan paling umum untuk mobilisasi ekonomi.
“Tapi, jalan-jalan di Lampung tuh satu kilometer bagus, satu kilometer rusak,” ujar Bima.
Akibat kritikannya tersebut, advokat di Lampung, Gindha Ansori Wayka melaporkannya ke pihak kepolisian atas tuntutan menyebar berita hoaks tentang Lampung. Dalam keteranganya, Ginda mengatakan, alasan pelaporannya adalah penggunaan diksi ‘dajjal.
“Silakan kritik tapi pilihan katanya (diksinya) harus dipilih agar tidak salah,” tandas Gindha dalam keterangan yang diterima, Rabu (12/4/2023).**