Lugasmedia, SAMARINDA – Permasalahan kemiskinan ekstrim di Kota Samarinda, Kalimantan Timur masih menjadi perhatian khusus terutamanya dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda.
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti mengatakan bahwa di Samarinda terdapat tim percepatan dalam penurunan angka kemiskinan ekstrim yang diketuai langsung oleh Wakil Walikota Samarinda, Rusmadi.
Dan dalam rim itu, penanganan tidak hanyak dilakukan satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) saja, namun lebih dari 10 OPD yang terlibat dalam hal ini, Dinsos, Perkim, Dinkes, Disdikbud, Dinas Koperasi, Disnaker dan lainnya.
“Tidak hanya terfokus pada Dinsos saja,” bebernya.
Dalam upaya penanganan, tim percepatan juga telah melaksanakan beberapa program. Program yang wartakan ini di antaranya adanya bantuan untuk kebutuhan personal dan perlengkapan bagi siswa miskin sebanyak 1.679 siswa.
Lalu, ada 1.770 jiwa masuk Penwrima Bantuan Inuaran (PBI) daerah Badan Penyelenggara Jaminan sosial (BPJS) Kesehatan, dan ada adanya sebanyak 75 jiwa diberikan sembako melalui Probebaya pemkot Samarinda.
Selanjutnya juga sebanyak 1.329 keluarga akan diberikan bantuan sosial non-tunai.
Bantuan ini akan dianggarkan di tahun 2024 ini dan setiap keluarga akan mendapatkan sebesar Rp 300 ribu selama 10 bulan.
Tambahnya jika berbicara, soal penanganan atau penanggulangan kemiskinan Eksrim itu ada 3, yakni mengulangi beban pengeluaran masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menurunkan kantong kemiskinan.
Dan untuk data-data yang setiap tahunnya bisa saja berubah karena by name by adress. Maka diharapkan nanti akan adannya tim pendamping yang anggotanya di setiap kecamatan akan melakukan verifikasi validasi.
“Biasanya, ketikan sudah sitemukan di lanpanagan akan ditemukan lagi kemiskinan ekstrim yang kdikeluarkan dari stastusnya, karna berdasarkan penglihatan dilapangan yang berbeda,” pungkasnya. (adv/DprdKotaSamarinda)