Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur mengedepankan olahraga sebagai sarana untuk memperkuat identitas budaya sekaligus mendorong inklusivitas di masyarakat. Di penghujung tahun 2024, dua event besar akan digelar: Pekan Olahraga Paralimpik Pelajar Provinsi (Peprov) dan Festival Olahraga Tradisional, yang diharapkan dapat mewujudkan visi ini.
A.A Bagus Sugiarta, Kepala Bidang Pemberdayaan Olahraga Dispora Kaltim, menekankan bahwa Peprov dan Festival Olahraga Tradisional lebih dari sekadar ajang kompetisi. Keduanya memiliki peran besar dalam melestarikan budaya lokal dan mempromosikan semangat inklusif.
“Peprov menjadi bukti komitmen kami untuk mendukung semua atlet, termasuk atlet muda disabilitas, sementara Festival Olahraga Tradisional adalah cara untuk melestarikan budaya lokal melalui aktivitas fisik yang menyenangkan dan mendidik,” ujar Bagus.
Peprov yang akan digelar di Stadion Rondong Demang, Tenggarong pada Desember 2024, diharapkan memberi kesempatan bagi atlet muda disabilitas untuk bersaing dan berkembang.
“Kami ingin atlet muda disabilitas mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang dan berprestasi. Ini adalah langkah konkret untuk mewujudkan inklusivitas di dunia olahraga,” tambahnya.
Festival Olahraga Tradisional juga akan menjadi platform untuk mengenalkan budaya Kaltim kepada generasi muda, dengan permainan khas seperti panahan adat dan sepeda ontel.
Bagus juga menyebutkan bahwa festival ini akan melibatkan elemen modern seperti BMX dan breakdance untuk menarik minat anak muda.
“Festival ini lebih dari sekadar kompetisi; ini adalah bentuk edukasi budaya. Kami ingin generasi muda merasakan kebanggaan terhadap identitas lokal mereka melalui olahraga,” lanjut Bagus.
Dengan tujuan menciptakan ekosistem olahraga yang inklusif dan berakar pada budaya lokal, Dispora Kaltim berharap kedua acara ini dapat membawa dampak positif bagi masyarakat. (ADV/Dispora Kaltim)