Lugasmedia.com, Kutai Kartanegara – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara).
Potensi terjadinya Karhutla tidak terlepas dari musim kemarau yang telah terjadi selama kurang lebih sebulan terakhir.
Musim kemarau diketahui telah terjadi sejak akhir Juni lalu, dan diprakirakan masih akan berlangsung hingga pertengahan September sampai awal Oktober mendatang.
Dan, Agustus merupakan puncak musim kemarau di Kalimantan Timur (Kaltim) secara keseluruhan.
Sementara itu, titik api (hotspot) terpantau mulai bermunculan di sejumlah kecamatan di Kukar.
Dari data BMKG Samarinda per Kamis (3/8/2023), terdapat 40 titik api yang tersebar di wilayah Kukar.
“Sejauh ini dari pantauan BMKG, terbanyak titik api di Muara Kaman dan Kota Bangun,” ucap Prakirawan BMKG Samarinda, Wiwi Indah Sari, Kamis (3/8/2023).
Kendati telah memasuki musim kemarau, ia mengatakan potensi terjadinya hujan masih dapat terjadi.
Maka dari itu, masyarakat diminta untuk menampung air jika terjadi hujan turun sebagai langkah antisipasi terjadinya kekeringan terhadap sumber-sumber penampungan air.
“Ya, walaupun kemarau, bukan berarti tidak ada hujan, tetap ada hujan tapi intensitasnya rendah dan frekuensinya sedikit,” ucapnya.
Terkait musim kemarau yang berpotensi mengakibatkan Karhutla, Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar, termasuk untuk tidak membuang puntung rokok sembarang.
Lalu, sebisa mungkin menghemat penggunaan air, termasuk menampung sebanyak-banyaknya air ketika terjadi hujan.
“Semua pihak termasuk masyarakat harus bersama-sama mencegah terjadinya Karhutla, karena di musim kemarau saat ini sangat rawan terjadinya kebakaran,” tutur Rendi.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar juga telah menjalankan sejumlah program mencegah terjadinya Karhutla, salah satunya dengan menganggarkan penambahan mobil pemadam kebakaran.
Terdapat setidaknya dua mobil pemadam kebakaran baru yang akan di tempatkan di Samboja dan Kembang Janggut.
“Sudah kita anggarkan untuk penambahan unit mobil pemadam, nantinya mobil tersebut juga berfungsi untuk penanganan terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” jelas Rendi Solihin.