
Aliran Sungai Mahakam Kutai Kartanegara. (Ist)
Lugasmedia, TENGGARONG – Sungai Mahakam, jantung kehidupan di Kutai Kartanegara (Kukar), tidak hanya menjadi sumber air dan penghidupan warga, tetapi juga sentra utama budidaya ikan. Usaha ini menopang kebutuhan pangan ribuan warga dengan mengandalkan air sungai yang mengalir di sepanjang kawasan tersebut.
Namun, ancaman pencemaran dan fluktuasi kualitas air kini membayangi keberlanjutan budidaya ikan di Mahakam. Kepala Dinas Perikanan Kukar, Muslik, mengakui tantangan yang dihadapi para petani ikan.
“Sungai Mahakam ini kan tidak bisa kita kontrol airnya. Kadang kualitas airnya bagus, kadang tidak. Ini yang menyulitkan petani ikan,” ungkap Muslik.
Kondisi ini diperparah dengan fenomena alam berupa “bangar”, yakni perubahan warna air menjadi keruh akibat sedimentasi. Fenomena ini secara langsung memengaruhi kualitas hidup ikan dan hasil produksi para petani ikan di Kukar.
Meski tantangan terus menghantui, para petani tak tinggal diam. Mereka giat mencari solusi, dari teknologi hingga metode baru untuk menjaga stabilitas kualitas air demi mempertahankan produktivitas budidaya.
Muslik juga menjelaskan bahwa pemerintah daerah terus mendukung dengan berbagai program seperti penyuluhan, bantuan sarana, hingga pengawasan ketat terhadap aktivitas yang berpotensi merusak ekosistem sungai.
“Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat diharapkan untuk menjaga kelestarian Sungai Mahakam, yang tidak hanya menjadi sumber kehidupan tetapi juga pondasi penting bagi ekonomi masyarakat Kukar,” pungkasnya. (ADV/DKPKukar)